Cari Blog Ini

Entri Populer

Sabtu, 12 Februari 2011

ENGLISH CHAPTER XII "THE PROPHET (1)"

CHAPTER XII
THE PROPHET (1)




Allah,God,is the most merciful and the most gracious.he sent a numberof prophets to guide people. In other words, Allah gave His guidance through the prophets. He selected the prophets according to His choice. They are men of great virtue and character. Their lives were truly pure and honourable. They put Allah’s commands into practice so that their lives were models for mankind.
Their mission was as true leaders and guides of human society. Man’s life on the earth began with prophethood. The first man was also the first prophet. His name was Adam. Adam was created by Allah as were all the children of Adam. Allah sent different prophets to different nations. All nation have always been guided by prophets.

Terjemahan:
Allah, Tuhan, adalah yang paling penyayang dan paling pemurah.Dia (Allah) mengirimi sejuumlah nabi untuk membimbing orang. Dengan kata lain, Allah memberikan petunjuk-Nya melalui para nabi. Dia memilih nabi sesuai dengan pilihan-Nya. Mereka adalah orang berkebajikan besar dan berkarakter. Kehidupan mereka benar-benar murni dan terhormat. Mereka menempatkan perintah Allah ke dalam praktek sehingga hidup mereka contoh (teladan) bagi umat manusia.
Misi mereka adalah sebagai pemimpin sejati dan membimbing masyarakat manusia. Kehidupan manusia di bumi dimulai dengan kenabian. Manusia pertama juga nabi pertama. Namanya Adam. Adam diciptakan oleh Allah seperti juga semua anak Adam. Allah mengirim nabi yang berbeda untuk negara yang berbeda. Semua bangsa selalu dibimbing oleh nabi.

VOCABULARY
Gracious = pemurah
Pure = suci,murni
Virtue = kebijakan
Prophethood = kenabian
Honourable = terhormat
model = contoh,teladan

I. ANSWER THESE QUESTIONS ACCORDIG TO THE TEXT
1. Who sent the prophets ?
Answer : Allah.
2. What is God’s intention in sending the prophets ?
Answer : God intention in sending the prophets to giude people.
3. How many prophets were sent by God ? can you mention some of them ?
Answer : 25 a number they are Adam ,Idris, NUh ,Hud, Sholeh etc.
4. Prophets are men of great virtue and character. What does it mean ?
Answer :
5. Did the prophets obey Allah ?
Answer :
6. Why was the prophet’s life a model for human kind ?
Answer :
7. What was the prophet’s mission ?
Answer :
8. Are there people on the earth not guided by the prophets ?
Answer :
9. Who was the first prophet ?
Answer :
10. What the relationship between Adam and human beings ?
Answer :

II. TEXT DISCUSSION
1. How many characters are there in the text ? Who are they ?
Answer :
2. Give a short description of the prophets !
Answer :
3. What is the relationship between God, prophets and human beings ?
Answer :
4. There are a number of events (process verb) in the text. Put the characters and the events in spaces below !
They are :
1. ………………………………..
2. ………………………………
3. ………………………………
4. ………………………………

III. REFERENE AND SUBTITUTION
Explain the words in italics by referring to the context in the text.
1. He sent a number of prophets …………………………..
2. He selected his prophets…………………………………
3. They were men of great virtue and …………………….
4. They put Allah’s command’s into practice .... so that their lives ………..
5. The first man was also the first prophet. …………….

IV. FILL IN THE BLANKS WITH THE WORDS IN THE TEXT
1. God….the prophets to human beings.
2. The prophet’s mission was to …… people to the righ way.
3. We have to life according to the …. Wich has been exemplified by the prophets.
4. Muslims have to have …… wich is called akhlaq al-karimah.
5. In prayer,muslims …… themselves from their sins.
6. Prophets were true …. For human society.
7. God is the most ….. , it means that God always help His creatures.
8. We live on ….. which was created by God .
9. Who was …… man or earth ?
10. All creatures ……. By God as a manifestation of He mercy.

V. GRAMMAR IN FOCUS
A. Syntsctical pattern : According to
 He selected the prophets according to his choice.
According to : is ude when we want to say that our information comes from some other person,books,etc.
 According to Ali,his manager is a very good leader.
 According to the time table,the class begins at 17:30.
Instead of using according to we can also use in ….. view or in …. Opinion.
 In ‘Ali’s view,the examination is very easy.
 In my opinion,the examination is very difficult.
 In my opinion,the I.A.I.N. team is going to win.

B. In other words
This one of the discourse makers which show the structure of the discourse. This markers makes clear the connection between sentences in the text.
 In other words is used to clarify the previus sentences.
 In other words, Allah gave guidance through prophets.
 God has ordered all human beings to obey Him.
 In other words,we have to ………………….
 All creatures are created by God.
 In other words, God has ………….. all creatures.

Jumat, 11 Februari 2011

KELAHIRAN ALAM SEMESTA DI TINJAU DARI SUDUT ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MODERN

KELAHIRAN ALAM SEMESTA
DI TINJAU DARI SUDUT ISLAM DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
MODERN



Kelahiran Alam semesta dan Tata Surya

Kelahiran Alam Semesta
Pengertian lam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang memiliki ukuran yang sangat kecil,misalnya :atom ,electron,sel amoeba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang memilikki ukuran yang sangat besar,misalnya, bintang ,planet,galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada di dalamnya. Manusia sebagai mahkluk tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya,untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang di amati. Dengan diperolehnya denngan berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya daribenda-benda langit yang sampai di bumi timbullah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta. Teori tersebut di kelompokkan menjadi:
Teori Keadaan Tetap (steady-state theory)
Teori ini berdasarkan kosmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta di maana pun dan bagaimana pun selalu sama. Berdasarkan prisip tersbut alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di alam semesta selalu sama walaupun galaksi-galaksi selalu bergerakmenjahui satu sama lain. Teori ini di tunjang oleh kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi yang lama. Dengan demikian teori ini dengan ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi berbentuk (lahir). Tumbuh menjadi tua dan akhirnya mati.
Jadi teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya. (tanpa awal dan tanpa akhir).
Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi dengan bmi dari pemotretan satelit maka di simpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi,makin cepat galaksi tersebut bergerak menjahui bumi. Hal ini sesuai dengan garis spectra yang menuju ke panjang gelombang yang lebih besar yaitu merah. Dari hasil penemuan ini mengatakan bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis (kontraksi). Dengan demikian harus ada “ledakan” atau “dentuman” yang memulai adanya pengembangan.
Teori Dentuman Besar (Big-Bang theory)
Teory ini berlandaskan dari asumsi massa yangsangat besar dan mempunyai massa jenis yang sangat besar,karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat,\. Massa tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepqt menjahui pusat ledakan.
Menurut teori ini ada beberapa macam massa yang penting selama terjadinya alam semesta yaitu:
Massa batas dinding planck,yaitu massa pada alam semesta berumur 〖10〗^(-13) detik berdasarkan hasil perhitungan planck.
Massa jiffy,yaitu massa pada saat alam semesta berumur 〖10〗^(-23) detik,dengan jari-jari alam semesta 〖10〗^(-13 )cm dengan kerapatannya 〖10〗^55 kali kerapatan air.
Massa Quark,yaitu maka pada saat alam semesta berumur 〖10〗^(-4) detik. Pada massa ini partikel-partikel saling bertumpang tindih dan tidak berstruktur serta di ikuti dengan terbentuknya hadron yang mempunyai kerapatan 〖10〗^9 ton tiap senti meter kubik.
Massa pembentukan Lipton,yaitu massa pada saat alam semesta berumur setelah 〖10〗^(-4) detik.
Massa Radiasi,yaitu massa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemydian pada saat terbentuknya fusi hydrogen menjadi helium mempunyai suhu 〖10〗^9 derajat Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 〖10〗^5 sampai 〖10〗^6 tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
Massa pembentukan Galaksi ,yaitu pada usia alam semesta 〖10〗^8- 〖10〗^9 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut pilin yang berputar membentuk piring raksasa.
Massa pembentukan tata surya yaiti pada usia 4,4 x 〖10〗^9 tahun.
Pada tahun 1543 copernicus mengungkapkan pendapatnya bahwa matahari sebagai pusat dari system tata surya yang terkenal dengan Heliosentris.
Dari gambar-gambar planet dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Kelompok planet dalam ,yaitu planet-planet yang dekat dengan matahari terdiri dari merkurius,venus,bumi , dan mars.
Kelompok planet luar,yaitu planet-planet yang jauh dari matahari terdiri dari Yupiter,Saturnus,Uranus,Neptunus dan Pluto.
Planet dalam pada umumnya lebih kecil dari planet luar tetapi mempunyai masa jenis yang lebih besar.
Matahari sebagai pusat tata surya
Matahari merupakan salah satu bintang yang paling dekat dengan bumi,sehingga bila dilihat dari bumi maka matahari kelihatan jauh lebih besar dari bintang-bintang yang lain.jarak matahari sampai bumi pada saat tertentu tidak selalu sama.jarak yng paling dekat ± 147 juta km dan jarak yang paling jauh 152 juta km. sedangkan jarak rata-ratanya ± 150 juta km. jarak rata-rata ini dikenal dengan satuan Astronomi (I AU=150 juta km). Diameter matahari kira-kira 109 kali diameter bumi. Menurut Planck bahwa energy matahari yang dipancarkan tiap 〖cm〗^3 permukaan matahari tiap menit sebesar 90.000 kalori hanya mungkin terjadi bila keeluar dari suatu benda yang suhunya 〖6000〗^0C. pada suhu setinggi itu tidak ada benda yang berwujud padat dan cair,yang ada hanya berwujud gas jadi matahari hanya terdiri dari gas saja.
Bola matahari dapat di bagi dalam beberapa lapisan :
Lapisan dalam merupakan inti dari matahari sebagai pabrik sumber tenaga dimana terjadi perubahan atom hydrogen menjadi 1 atom helium yang diseratai dengan pancaran energy yang berbentuk sinar gamma yang masuk ke lapisan luarnya.
Lapisan kedua ialah lapisan yang paling luar dan tempat penggodokan atom-atom gas yang sangat padat yang seolah-olah terbungkus ketat dari atas dan bawah.
Lapisan berikutnya adalah Fotosfer. Disini lapisan menerima energy yang kuat dari bagian bawahnya ,sedang suhunya tinggal 6000 derajat Celcius.dan cahaya matahari dari lapisan ini,.
Lapisan berikutnya adalah atmosfer matahari yang dapat di bagi 2 lapisan yaitu lapisan kromosfer yang merupakan lapisan bawah dan lapisan korona yang merupakan lapisan berikutnya,. Lapisan korona tampak jelas pada waktu gerhana matahari.
Matahari sangat penting bagi kehidupan di bumi karena :
Merupakan sumber energy utama bagi bumi.
Merupakan pengontrol stabilitas peredaran bumi .
Dengan mempelajari matahari dapat di gunakan untuk menjelaskan atau mengungkapkan bintang-bintang yang lain.

Merkurius
Merkurius merupakan planet terkecil dan terdekat dengan matahari. Garis pada ekuator 4880 km.jarak rata-rata dari matahari ± 57,9 juta km (terdapat 45,9 juta km, terjauh 69,7 juta km). karena jaraknya yang dekat dengan matahari maka merkurius berevolusi dengan gerakan yang cepat. Waktu yang diperlukan untuk satu kali berrevolusi 88 hari.di samping berevolusi juga berotasi dengan waktu yang diperlukan untuk 1kali berotasi ± 59 hari.dari pesawat antariksa mariner 10 pada bulan maret 1974 yang berjarak 700 km dari merkurius diperoleh data bahwa ada kemiripan antara merkurius dengan bulan. Merkurius tidak memiliki satelit,tidak mengandung atmosfer dan suhunya antara-“200 hingga – 400” F.
Venus
Venus terkenal dengan bintang timur,bintang kejora yang bersinar terang pada waktu pagi hari atau sore hari. Besaran planet venus hamper sama dengan bumi ,diameter venus 12.320 km . sedang diameter bumi 12,682 km. jarak rata-rata venus dari matahari ± 108,2 juta km (terdekat 107,4 juta km, terjauh 109 juta km).atmosfer venus selalu di selubungi awan tebal ,sehingga tidak sebuah teropong pun yang dapat melihat permukaan venus,terlalu banyak,paling hanya berbentuk bulan sabit,bulan sebelah 0,75 penuh. Hamparan awan tebal ini tingginya mencapai 48 km,sedangkan awan di bumi paling tinggi 16 km,mempengaruhi permukaan venus. Atmosfer venus menekan permukaan planet sangat kuat sekali ,hampir seratus kali tekanan atmosfer bumi. Karena teralang oleh hamparan awan tebal maka panas yang diserap venus tidak dapat keluar lagisehingga permukaan venus keadaannya seperti tungku api ,lebih panas dari permukaan merkurius. Rotasi venus lebih lembut dari bumi yaitu 243 hari sekali putar,sedangkan bumi 24 jam. Perputaran pada sumbunya ini berlawanan dengan perputaran pada sumbu dari planet-planet lain. Revolusi venus mengelilingi matahari selama 225 hari sedangkan revolusi bumi 365 – hari . dengan daya pesawat ruang angkasa venera dari Russia dan mariner dari amerika serikat maka diperoleh data-data yang lebih lengkap dari venus. Suhu permukaan venus menurut mariner 2 yaitu 430 derajat Celcius sedangkan menurut venera 4,5 dan 6 serta mariner 5 yaitu 500 derajat Celcius. Dari analisis spectrum cahaya ,atmosfer venus mengandung sebagan besar gas karbon dioksida 98% sedang sisanya adalah uap air,oksigen yang sangat sedikit dan tidak ada hydrogen. Atmosfer bumi mengandung 80% hydrogen,19,8% oksigen dan sisanya gas-gas lain termasuk karbon di oksida.
Mars
Planet mars juga dikenal planet merah karena di lihat dengan mata telanjang maupun dengan teropong tampak merah. Jarak rata-rata mars dari matahari 227,9 juta km (terdekat 205,7 juta km, terjauh 244,1 juta km). atmosfer mars sebagian besar mengandung karbon dioksida dan sedikit air dan tidak ada oksigen. Kala revolusi mars 687 hari dank ala rotasinya 24 jam 37 menit 23 detik. Dari pesawat ruang angkasa veking 1 dan 2 yang mendarat di mars mengirimkan data permukaan mars yang tidak ada dta yang memungkinkan adanya kehidupan . mars mempunyai 2 satelit yaitu phobas dan deimos.
Yupiter
Yupiter merupakan planet yang terbesar di tata surya kita dengan massa hampir 300 kali massa bumi dan grafitasinya 2,6 kali grafitasi bumi ,sehingga mampu untuk merengkuh 12 bulan .dari pesawat ruang angkasa voyager di peroleah data-data bahwa atmosfer yupiter banyak mengandung amoniak dan gas metan dan sedikit gas hydrogen. Kala revolusi yupiter 11,86 tahun dank ala rotasinya 9 jam 50 menit .
Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar ke dua setelah yupiter. Kala rotasi saturnus 16 jam,jadi hampir sama dengan kala rotasi yupiter. Atmosfer saturnus terdiri gas metan ,amoniak dan hydrogen. Dari pessawat ruang angkasa voyager diperoleh data bahwa saturnus mempunyai 17 satelit dan 10 buah satelit yang sudah diberi nama. Planet ini di lingkari cincin atau sabuk putih yang melilitnya yang sudah di amati ada tiga cincin yaitu:
Cincin A yang jaraknya 240 ribu sampai 278 ribu km.
Cincin B yang jaraknya 178 ribu sampai 234 km .
Cincin C yang jaraknya 144 ribu sampai 178 km.
Uranus
Planet ini ditemukan oleh F.W. Hershel pada tahun 1781 tanpa sengaja pada waktu mengamati saturnus. Planet ini tampak hijau sedangkan saturnus tampak biru bila dilihat dengan teropong . jarak terjauh dari matahari 3004 juta km dan jarak terdekat 2735 juta km. kala revolusi Uranus 84 tahun dank ala rotasinya 10 jam 47 menit. Planet ini memiliki 5 bulan / satelit.
Neptunus
Planet ini di temukan oleh Galle pada tahun 1846. Adanya planet ini di tunjukkan oleh perhitungan john adam dari inggris dan leverriess dari perancis dari gangguan orbit Uranus. Diameter pada ekuatornya 49500 km sedangka ukuran 51800 km dan jaraknya dari matahari 2869 km. kalau revolusi neptunus 164,8 tahun sedang kala rotasinya 16 jam.
Pluto
Planet ini merupakan planet terluar dari tata surya kita. Planet ini mempuyai keanehan yaitu garis edarnya berbeda dengan planet yang lain . pada suatu saat jaraknya lebih dekat planet dengan matahari di bandingkan planet neptunus . namun pada saat yang lain jaraknya lebih jauh dengan matahari di bandingkan planet neptunus . tetapi jarak rata-ratanya pluto lebih jauh dari neptunus .
j. Benda-benda Langit Dalam Tata Surya

Astroida
Astroida atau juga disebut planetoida diketemukan oleh Piazzi seorang astronom dari italia pada tahun 1801 yang diameter 500 Mil. Beberapa tahun kemudian ditemukan astroida lain yang beredar mengelilingi matahari pada jarak antara mars dan yupiter . sampai sekarang jumlah astroida ± 2000 buah,dan bila massa seluruh astroida dikumpulkan jjumlahnya tidak lebih dari 2% massa bulan.
Komet
Komet juga sering dkenal dengan nama bintang berekor. Komet ini uga beredar mengellingi matahari yang berarti merupakan bagian dari tata surya. Komet merupakan gas pijar seperti pada matahari atau bintang lain. Garis edarnya memiliki jarak yang dekat dan mempunyai jarak terjauh dengan matahari. Jarak yang terdekat antara bumi dan venus. Sedangkan jarak terjauh lebih dari jarak edar neptunus. Komet mempunyai keanehan,ekornya selalu menjahui matahari.
Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang tidak mengeluarkan cahaya sendiri. Jadi mungkin saja astroida yang keluar dari tata surya kita. Jika meteor beredar dekat bumi.,maka akan terpengaruh oleh gaya grafitasi bumi, maka meteor akan menjadi panas dan ada kemungkinan terbakar habis atau tidak terbakar habis sehingga sisanya jatuh ke bumi yang dikenal sebagai batuan meteorid. Meteor ini juga di kenal sebagai bintang jatuh.

2. Kelahiran Alam Semesta Ditinjau dari Sudut Islam
Al Qur’an bukan hanya ditunjukkan kepada manusia,tetapi juuga di tunjukkan kepada seluruh ciptaan ALLAH SWT . dalam banyak ayat ,Allah sendiri bersumpah atas berbagai ciptaanya,seperti Matahari,Bulan,berbagai jenis buah2an ,dan dalam banyak ayat Al-Qur’an menyuruh manusia agar menperhatikan kebijakan luar biasayang terdapat dalam ciptaan nya. Dengan cara serupa ,slam memperuntukkan dirinya bagi alam primordial manusia yang ada dalam pancaran pesan kosmis yang tertulis di aytas dedaunan,gunung-gunung maupun fenomena alam disebutkan dalam ayat , Al Qur’an menyebut kedua ayat ini ,yang ada dalam jiwa manusia atau ciptaannya yang lain sebagai tanda-tanda atau isyarat Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam ayat terkenal, yang artinya:
“kamia akan memperlihatkan pada mereka tanda-tanda (kekuasaan )dari segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,sehingga jelaslah bagi mereka AlQur’an itu adalah benar.” (Q.S 41:53)

Menurut sudut pandang islam ,dunia diciptakan Allah dipelihara olehnya,serta kembali kepadanya. Salah satu makna ayat “Allah adalah yang awal dan yang akhir,yang zahir dan yang bathil”. (Q.S 57:3),yakni Allah adalah asal dan akhir semesta. Di juga makna gaib segala sesuatu dan bahkan tanda nyata aspek luar segala sesuatu yang merefleksikan nama-nama dan sifat-Nya. Seluruh dunia yang kita ketahui dan mampu jelajahi adalah ciptaan Allah SWT,. Dunia ini tidak abadi walauoun aksi penciptaan yang di lakukan Allah SWT ,tentu saja, abadi ,dengan kata lain ,islam tidak mengakui terjadinya perubahan sifat tuhan, seluruh tata kosmis seperti kita tahu,dan kita liha,mempunyai awal dan akhirnya. Pernyataann awal Illahi “kun fayakun, ‘jadi ,maka jadilah”(Q.S 36;82),dan semua kembali kepadanya. Lebih dari itu,allah mempunyai kekuasaan untuk mencptakan kembali,untuk menciptakan yang lain yang al-Quran katakana sebagai ciptaan baru (khaliqul jadid). Karena itu kaum muslim harus senantiasa menyadari sifat penciptaan-Nya tentang duia. Alam semesta bukanlah realitas yang berdiri sendiri. Alam semesta menyandarkan ekstensinya sepennuhnya padapemeliharaan tuhan. Seluruh keteraturan,keselarasan selurunya berasal dari Allah SWT. Keselarasan yang mengagumkan dalam ciptaan adalah refleksi tauhid ,perwujudan yang Maha Esa di dunia yang serba beragam ini.
Kaum muslim memandang hukum alam bukan sebagai hukum independen yang brjalan dengan sendiri seolah-olah dunia memiliki independensi ontologis. Mereka melihat hhukum-hukumini sebagai refleksi kebijakan Allah SWT dan juga perwujudan kehendak-Nya. Allah-lah yang berkehendak bahwa matahari terbit dari sebelah timur dan terbenam di sebelah barat., ciptaan tertentu terbang di angakasa ,atau berenang di laut. Sangat mengagumkan begitu banyak ayat Al Qur’an menyebutkan hukum paling mendasar yang mengatur perputaran alam. Tanpa maksud menentang pengetahuan manusia untuk mempelajari hukum alam dengan menerima pengetahuan yang selalu bersandar pada pengetahuan tentang Allah SWT dan harus selalu berdasar pada kesadaran bahwa dunia tidak independen total dengan sendirinya tetapi mengambil sumber keberadaannya,hukumnya, keselarasan dan transformasinya dari sumber segala-galanya ,yaitu Allah SWT.
Dalam makna yang dalm seseorang mungkin berkata bahwa seluruh alam dalam muslim,berarti menyerahkan seeluruhnya kepada kehendak Allah. Seluruh alam tunduk pada alam yang Allah ciptakan pada mereka. Pohon pir selalu menghasilkan pir,ikan selalu berada dalam sifatnya sebagai ikan,dan burung dalam sifatnya sebagai burung. Hanya manusia yang di beri kebebasan pengingkaran terhadap sifat premordialnya. Karena itu ,dunia ciptaan atau alam merupakan peringatan tetap bagi manusia,apa artinya menjadi seorang muslim yang sempurna,dalam arti menyerahkan diri kepada kehendak Allah.
Al-Quran ,selain member manusia kekuatan untuk mengatur segala sesuatu melelui kenyataan bahwa Allah SWT mengajarkan nama-nama kepada adam ,juga member manusia tanggung jawab perwalianterhadap alam.taskhir atau penaklukan alam bukan berarti perebutan dan dominasi terhadap alam secara buta atau egois. Tetapi itu berarti hidup selaras dengan alam dan memanfaatkan kemurahan alam secara bijak sesuai dengan tujuan akhir manusia,yaitu hidup sebagaimana seorang muslim yang baikdan kembali kepada sang pencipta. Hukum moral islam tidak berlaku hanya masyarakat mannusia,tetapi mencakup hewan,tumbuhan,mineral dan seluruh alam tak bernyawa. Untuk hidup sebagai muslim yang baik di dunia ini adalah memperhatikan kebijaksanaan Allah dimanapun berada dan menjaga ciptaan-Nya seperti hal nya dia sendiri menjaga kita dan seluruh ciptaannya. Muslim yang baik harus selalu ingat bahwa Allah adalah yang menciptakan ,memelihara dan melestarikankeharmonisan,keragaman ,dan keindahan alam yang mengagumkan tersebut dan yang menganugerahkan hak serta tanggung jawab kepada manusia atas segalanya.

3. Kelahiran Alam Semesta Ditinjau dari Ilmu Pengetahuan Modern
Pada tahap awal semua kegiatan ipa masih terbataspada pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala alam. Kemudian berusaha untuk memeriksa dan menjelaskan berlangsungnya gejala-gejala alam tersebut. Tetapi masih bersifat kuantitatif. Dengan kata lain IPA masih bersifat Deskriptifdan kuantitatif. Peryataan secara kuantitatif ini pada mulanyasudah cukup memadai,tetapi karena kurang cermat dan eksak,sering menjerumuskan
Pada tahap berikutnya sejalan dengan perkembangan matematika,maka kegiatan IPA lebih bersifat simulative dan kuantitatif. Dengan demikian pernyataan-pernyataan menjadi lebih seksama dan lebih eksak,sehingga lebih mendekati kebenaran. Disamping terbuka untuk di uji kebenarannya menjadikan IPA bersifat dinamis.
Berikut ini akan di bahas perkembangan IPA dari tahap diskriptif dan kuantitatif menuju tahap simulative dan kuantitatif,beserta sifat IPA yang dinamisdengan segala keuntungan resikonya.
1). Tahap Deskriptif dan Kuantitatif
Kegiatan IPA dimulai dengan observasi dan pencatatan atas gejala-gejala alam yang di amati. Dari pengumpulan hasil observasi inidapat dilihat kesamaan-kesamaan atau perbedaan-perbedaan. Kemudian timbul kemauan untuk menyederhanakan dengan proses klasifikasi dan stematisasi sehingga diperoleh prinsip-prrinsip yang lebih mendasar dan bersifat umum.
Klasifikasi adalah proses untuk mengubah data yang terpisah menjadi data yang lebih fungsional. Missalnya kata-kata : pisang,jeruk ,bola merupakan contoh klasifikasi sederhana. Klasifikasi menyatakan kedudukan objek tertentu dalam sebuah kelas.
Disamping klasifikasi sederhana terdapat pula system klasifikasi yang lebih kompleks. Misalnya di atas akan di susun berdasarkan suatu tujuan tertentusebagai berikut. Kalau tujuannya atas dasar menggelinding maka jeruk dan bola tergolong dalam satu klasifikasi. Bila tujuan klasifikasi adalah kelompok buah-buahan maka pisang dan jeruk berada dalam satu golongan.
Dalam sejarah perkembangan IPA,contoh klasifikasi yang berhasil adalah klasifikasi tumbuhan dan hewan yang membedakan spesies ,genus dan familia. Dalamkimia terdapat klasifikasi unsure yang berupa sistim periodic unsure yang pertama kali di susun oleh Demiri Mendelejef (1869 russia).
Setelah pengetahuan yang terkumpul berdasarkan klasifikasi telah cukup banyak,timbul kemauan untuk membandingkan . konsep perbandingan ini merupakan konsep yang lebih tinggi dan lebih efektif.
Konsep “panas”,”panjang”,”kecil”,hanya menyatakan kedudukannya pada suatu keadaan tertentu,tetapi konsep ‘lebih panas’,”lebih panjang”,”lebih kecil” menggambarkan hubungan kedudukan antara objek yang satu jika di bandingkan dengan objek yang lain. Pernyataan “lebih panjang” ,lebih panas”,dan sebagainya ini merupakan contoh suatu konsep perbandingan,kedua konsep di atas, yaitu konsep klasifikasi dan komparatif (perbandingan) masih bersifat kualitatif.
Dalam sejarah perkembangan ilmu kimia penggunaan metode kualitatif ini pernah menghasilkan suatu teori pembakaranyang dikenal dengan nama teori flogiston(abad ke 18). Menurut teori ini bahwa dikatakan suatu zat dapat terbakar di karenakan zat tersebut mengandung “zat api” atau “flogiston” makin banyak suatu zat mengandung flogiston maka akan makin mudah terbakar. Arang di anggap sepenuhnya mengandung flogiston.
Peristiwa pembakaran logam dapat di terngkan secara kualitatif sebagai berikut:
Logam di bakar = kapur logam + flogiston
Arang = flogiston
Kapur logam = arang = logam (flogiston)
Sejumlah peristiwa yang lain yang berhubungan dengan pembakaran dapat ditrangkan teori dlogiston ini.
namun terdapat beberapa kelemahan dalam teori flogiston ini, di antaranya:
Flogiston adalah suatu zat hipotesis sebab tidak dapat dirasa atau di raba
Massa logam bertambah setelah pembakaran menyatakan bahwa flogiston bermassa negative
Kelemahan itu tidak mampu menumbangkan teori fogiston,bahkan masih bisa bertahan lama sekali . ini di sebabkan karena metode penelitian pada waktu itu tekanannya secara kuantitatif sehingga hasil-hasil yang di tunjukkan secara uamtitatif sering kali di abaikan.
Pernyataan yang bersifat kualitatif ini kadang-kadang sudah bersifat pengetahuan yang memadai dan bermanfaat terutama di bidang si mana metode kuantitatif belum dapat berkembang. Sebagai contoh kaidah-kaidah dalam ilmu social kebanyakan masih berupa pernyataan yang masih bersifat kualitatif . ini di sebabkan karena kesuitan di dalam tehknik pengukuran terhadap gejala social . namun sedikit-demi sedikit kesulitan ini dapat di atasi ,sehingga ahli-ahli dalam ilmu social dewasa ini telah memasuki tahap yang bersifat kuantitatif.

2). Tahap Simulatif dan Kuantitatif
Misalkan pada tahap kuantitatif kita telah menemukan prinsip bahwa “semua logam jika di panasi akan bertambah panjang”. Pernyataan semacam ini memang telah cukup bermanfaat. Tetapi kita masih berusaha untuk mengetahui seberapa banyak bertambah panjangnya. Dengan kata lain timbul kebutuhan untuk mengkuantifikasikan data sehingga dapat diperoleh pengukuran yang lebih teliti dengan tujuan agar kesimpulan yang diperoleh lebih mendekati kebenaran.
Untuk memperoleh pengukuran yang seksama dilakukan proses simulasi,yaitu dengan menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan cara melakukan percoba’an-percoba’an.
Pada contoh di atas tadi ,setelah di lakukan percobaan dari beberapa logaam diperoleh hubungan sebagai berikut:
Lt = Lo (1 + 4t)

Di mana: Lt = panjang logam pada suhu
Lo = panjang logam pada suhu
=koefisien muai ppanjang
t = perubahan suhu (selisih antara t dan to)
Dari persamaan di atas dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan lebih eksak,sebab menunjukkan seberapa bertambah panjangnya logam,yang di sebabkan oleh kenaikan suhu tertentu.
Contoh lain mengenai keberhasilan metode kuantitatif ini adalah penemuan hukum ketetapan massa oleh Antonie Laurent Lavoirsier (1743 sampai 1794). Hukum ini menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah reaksi senantiasa sama.
Hukum ketetapan massa ini dapat menumbuhkan teori flogiston dan menggantinya dengan teori oksidasi. Suatu zat dapat erbakar bukan karena melepaskan flogiston tetapi karena zat itu mengikat oksigen. Sehingga bertambah massa nya kapur logam (oksida logam) setelah reaksi bukan karena flogiston bermassa negative,tetapi karena logam mengikat oksigen. Di sini berlaku bahwa massa logam di tambah oksigen sama dengan “kapur logam” atau oksida logam.
Metode kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan matematika dalam IPA sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian akan meghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih seksama,cermat,tepat dan hasilnya lebih mendekati kebenaran. Dengan kata lain pengetahuan yag diperoleh melalui metode kuantitatif menjadi lebih dapat di andalkan.

3). Ipa Bersifat Dinamis
telah dikemukakan bahwa kegiatan IPA berawak dari pengamatan dan pencatatn baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun dalam percobaan-percobaan yang di lakukan dalam laboratorium. Dari hasil pengamatan atau observasi ini manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep ,prinsip-prinsip ,hukum dan teori.
Jika dilihat dari arah prosesnya maka dalam hal ini eksprimen mendahului teori . proses IPA tidak berhenti di sini tetapi dari hasil IPA yang berupa konsaep,hukum dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk di uji kebenarannya. Demikian proses IPA berlangsung terus sehingga selalu terdapat mekanisme control,bersifat terbuka untuk selalu du uji kembali dan bersifat kumulatif. Pengetahuan yang diperoleh selalu bertumpu di atas dasar-dasar sebelumnya dalam kerangka yang bersifat kumulatif,sehingga karenanya bersifat konsisten dan sistematis. Dengan kata lain kita berkembang secara dinamis.
Jadi, proses IPA yang dinamis ini oleh karena menggunakan metode keilmuan dimana peran teori dan eksperien saling memperkuat. Sebagai contoh : dengan menggunakan teori optic memungkinkan di buatnya alat-alat optic dengan posisi yang tinggi dan dengan kemampuan yang lebih besar. Selanjutnya dengan alat-alat yang berkemampuan besar ini memungkinkan diperbaruinya teori yang telah ada. Namun demikian manakah yang di pentingkan lebih dahulu,teori atau eksperimen? IPA modern lebih menekankan teori yang mendahului eksperimen. Sebagai contoh teori relatifitas Einstein (1905) yang menyatukan hubungan kesetaraan antara massa dengan energy,di susun lebih dahulu baru kemudian di cipakan eksperimen sehingga di ketemmukan tenaga nuklir. Dengan demikian IPA modern menekankan kepada masalah melihat masa depan dan berusaha untuk meramalkan gejala-gejala baru secara ilmiah.
Keuntungan dari IPA yang dinamis ini adalah perkembangan IPA yang sangat pesat sehingga dalam jangka waktu 10 – 15 tahun pengetahuanIPA telah menjadi lipat dua. Kemajuan IPA ini mendukung perkembangan teknologi yang pada gilirannya dpat menaikkan kesejahteraan manusia.
Namun demikian hasil IPA yang banyak ini bila tidak di arah kan pemanfaatannya justru akan merugikan manusia, bahkan dapat menghancurkan perdaban manusia itu sendiri . beberapa penemuan yang dapat merugikan mmisalnya senjata nuklir,senjata kimiawi dan biologis serta tinbulnya pencemaran udara ,air dan tanah ,yang dapat mengganggu keseimbangan dan keserasian lingkungan hidup.
Pada dasarnya hasil-hasil IPA memang bersifat netral ,tetapi pemanfaatannya yang tidak terarah dan tidak terkendali oleh nilai –nilai kemanusiaan adalah sangat berbahaya. Demikian pula,meskipun hasil IPA netral,tetapi keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan eksperimen dan keputusan untuk memilih fakta yang diperlukan adalah tidak bebas dari nilai. Dan disinilah peranan dan perlunya nilai kemanusiaan yang luhur sangat diperlukan untuk menuntun perkembangan dan pemanfaatan IPA kearah yang lebih besar .
Jadi perkembangan IPA yang dinamis ini di samping banyak memberikan keuntungan juga membawa resiko. Agar resiko sekecil-kecilnya maka arah perkembangan IPA dan pemanfaatan hasil IPA harus dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang luhur.

DAFTER MAHASISWA INISNU FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER IB 2010

DAFTAR MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH INISNU JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
SEMESTER : I (SATU) B

NO. NIM NAMA ALAMAT NO.TELP/HP
1 210049 Fitrotun Nadiyah Mindahan ,Batealit Jepara
2 210050 Fitrotun Nikmah Bawu ,Batealit Jepara
3 210051 Fitria Fatmawati Guyangan Rt 03/10 Bangsri Jepara
4 210052 Hayatun Nufus Tegal Sambi, Rt 10/02 Tahunan Jepara
5 210053 Hendi Raharjo Bondo , Bangsri Jepara
6 210054 Hidayatul Mustainah ???
7 210055 Hidayatun Nikmah Mangunan Rt 03/01 Tahunan Jepara
8 210056 Hisyam Bisri Dongos Rt 05/02 Kedung Jepra
9 210057 Ida Izzun Zuwaida Sinanggul Rt 02/01 Mlonggo Jepara
10 210058 Ida Nur Fitri Bawu , Rt 09/02 Batealit Jepara
11 210059 Ika Alfiyanti Kecapi , Rt06/01 Tahunan Jepara
12 210060 Ilham Baskoro Mlonggo , Rt06/03 Mlonggo Jepara
13 210061 Imarotul Khasanah ???
14 210062 Inten Handayani Nglampitan pokoke
15 210063 Irahatul Munafisah Suwawal Barat,Rt 09/02 jepara
16 210064 Isna Rizki Amalia Mantingan ,Rt03/01 jepara
17 210065 Izzati Nurillah Dewi PERUM.DEMA'AN PERMAI Rt 02/06
18 210066 Jamal Ali Mahmud Bulungan ,Rt 02/05 Pakis Aji Jepara
19 210067 Jauharotul Umam ???
20 210068 Kanur Muslikhah Senenan , Rt 03/08 jepara
21 210069 Khilyatul Khasanah Panggang Kedung Jepara
22 210070 Khoirul Afif Kalinyamatan Jepara
23 210071 Khoirul Anwar Sekuro,Rt 11/03 mlongo jepara
24 210072 Khoirum Ma'rufah Tempor ., Keling Jepara
25 210073 Lailatul Qodriyah Krapyak, Rt 05/1 tahunan Jepara
26 210074 Lailatul Qudsiyah ???
27 210075 Latifatul Munawaroh ???
28 210076 Latifatul Khusna Bapangan ,rt 04/01 Jepara
29 210077 Lilis Tri Novianti Srobyong ,Rt05/02 Mlonggo Jepara
30 210078 Lily Farah tamalia Kerso,rt05/01 Kedung Jepara
31 210079 Luluk Ifah Agustina ???
32 210080 Lu'lu'ul Khasanah Mindahan, Rt02/03 Batealit Jepara
33 210081 Lutfi Maulana Cepogo, Rt 02/09 Kembang Jepara
34 210082 Lutfi Nur Rohman Ngabul Tahunan Jepara
35 210083 Lutfiyatul Khusna Tahunan Jepara
36 210084 M. Alfian Alhar Menganti Kdung Jepara
37 210085 M. Wahyu Muchlis Fatahilah Bulungan,Rt 01/03 Pakis Aji Jepara
38 210086 Mahya Nur Hamidah Mantingan Tahunan Jepara
39 210087 Maqfuroh ???
40 210088 Masduki ???
41 210089 Melin Kristiyani Sukosono, rt25/07 Kedung Jepara
42 210090 Modang Manis Setiyawati Ngablak, Rt 03/08 Cluwak Pati
43 210091 Moh syaiful Habib Bugel, Rt 07/02 Kedung Jepara
44 210092 Muhammad Afif Adzro'i ???
45 210093 Mohammad Lukman Hakim Bawu kukusan,Batealit Jepara
46 210094 Mu'arif Ahmad Imron ???
47 210095 Mu'azizah Bondo , Bangsri Jepara
48 210096 Muchori ???
49 Zulfa Al Haris Krapyak,Rt 04/03 Tahunan Jepara
50 210198 M. Syamsul Ma'arif Pekalongan, Batealit Jepara
51 Nurul Hidayah Bondo ,Rt03/06 Bangsri Jepara
52 210248 Hafidz Mubasyir Krapyak Tahunan Jepara
53 Siti Shofiyah Sowan Kidul,Rt 01/04 Kedung Jepara
54 Nur Azizah Raguk Lampitan,Rt17/04 Batealit Jepara

DIKTAT BAHASA INDONESIA

PENGERTIAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR
Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.
Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.
1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan.






KAIDAH DASAR BAHASA INDONESIA

Untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar kita terlebih dahulu harus mengetahui kaidah dasar dalam bahasa Indonesia, yaitu :
a) Kata yang penting dituliskan atau disebutkan lebih dahulu,
Setelah itu baru keterangannya. Atau kata yang diterangkan didepan kata yang menerangkan. Dengan istilah lain bahasa indinesia mengikuti hokum DM (Diterangkan Menerangkan)
Tetapi seperti umumnya kaidah bahas itu tidak mutlak sifatnya, dalam hal inipun susunan Diterangkan Menerangkan tersebut juga mempunyai kekecualiaan dalam penggunaan kata depan, kata bilangan, kata keterangan, kata bantu ( mau, pasti, hendak) dan kata majemuk.
b) Tidak mengenal perubahan bentuk kata benda sebagai akibat penjamakan.
untuk menyatakan jamak atau banyak, bahasa Indonesia menggunakan kata bilangan tertentu maupun tidak. Disamping itu dalam bahasa Indonesia dikenal pula kata – kata yang mengandung arti jamak misalnya :rombongan, ikatan, gabungan, perserikatan dll. Oleh sebab itu apabila sudah ada salah satu kata penunjuk jamak tersebut, kata benda dibelakannya tidak boleh diulang.
Yang Benar Salah
- Banyak teman - Banyak teman teman
- Tidak sedikit barang - Tidak sedikit barang barang
- Hadirin - Para hadirin
Dalam hal itu sering juga ditemukan susunan seperti : para alumni, kaum politisi, dan para medisi dan sebagainya, karena kata – kata : alumni, politisi dan medisi sudah menunjukkan makna jamak dari alumnus,politikus dan medikus, maka menurut aturan bahasa Indonesia yang benar, seharusnya cukup dikatakan para alumnus atau alumni,para politikus atau politisi dan para medikus atau medisi saja.
Mudah ditebak bahwa susunan seperti diatas dipengaruhi oleh adat susunanbahasa Indo – German. Pada bahasa – bahasa tersebut, perubahan kata benda dibelakang kata – kata penunjuk jamak memang merupakan keharusan, karena memang seperti itulah ketentuan yang berlaku.

c) Tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang demokratis, ia tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian. Tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja sehubungan dengan orang yang melakukan pekerjaan tersebut. Berbeda halnya dengan adat bahasa – bahasa daerah. Dalam bahasa jawa misalnya, tingkatan bahasa itu ada . hal tersebut harus dipahami benar – benar oleh sipemakai bahasa itu apabila menginginkan bahasabya dikatakan baik dan sopan. Pemakai bahasa Indonesia yang baik selalu menggunkan kata yang dianggap sopan tersebut untuk lawan berbicaranya yang lebih tua atau lebih tinggi derajatnya.
Sebagai akibat pengaruh bahasa ibu tersebut, banyak pemakai bahasa Indonesia dari suku jawa menyelipkan kata – kata terhormat dari bahasa jawa bila mereka berbicara dengan lawan bicara yang dianggapnya lebih tua atau lebih tinggi derajatnya misalkan : Atas kerawuhan bapak – bapak saya menghaturkan terima kasih seharusnya Atas kedatangan bapak – bapak ,saya ucapkan terimakasih.


Pengertian Bahasa Indonesia Baku

Bahasa baku adalah bahasa yang menjadi bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan maupun bahasa tulisan.
Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.


Fungsi Bahasa Indonesia Baku

Penggunaan bahasa baku lazim dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di bawah ini :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan, dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)
Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan, layanan pelanggan kepada pelanggan, menteri kepada presiden, dsb. Tidak hanya terbatas kepada orang yang dihormati saja karena presiden umumnya berbicara pada rakyat jelata dengan bahasa formal.



EYD
Pemakaian huruf
1. Huruf abjad. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan kecil.
2. Huruf vokal. Ada 5: a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
3. Huruf konsonan. Ada 21: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.
2. Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.
3. Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
4. Diftong. Ada 3: ai, au, dan oi.
5. Gabungan konsonan. Ada 4: kh, ng, ny, dan sy.
6. Pemenggalan kata
1. Kata dasar
1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah diceraikan): ma-in.
2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.
3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.
4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan di tengah kata: ul-tra.
2. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.
3. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi
7. Huruf kapital
1. Huruf pertama pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang)
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat)
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang (tidak berlaku untuk nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran)
7. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa (tidak berlaku untuk nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan)
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tidak berlaku untuk peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama)
9. Huruf pertama nama geografi (tidak berlaku untuk istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis)
10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
11. Huruf pertama kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
12. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Gelar akademik: Kepmendikbud 036/U/1993.
13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan (tidak berlaku jika tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan)
14. Huruf pertama kata ganti Anda
8. Huruf miring
1. Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
2. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan
3. Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya
Penulisan kata
1. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan
2. Kata turunan
1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan
2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi
3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban
4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana
5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia
6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih
3. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur
4. Gabungan kata
1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam
2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya
3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
5. Kata ganti
1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi
2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya
6. Kata depan. di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka
7. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil, si pengirim
8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: betulkah, bacalah
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali pun
3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun
9. Singkatan dan akronim
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dst., hlm.
4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf: a.n., s.d.
5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik: cm, Cu
6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi
8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang
10. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.
1. Fungsi
1. menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas,
2. melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,
3. menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
2. Penulisan
1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf
2. Lambang bilangan tingkat
3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan
5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat
6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar
7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat
Penulisan tanda baca
1. Tanda titik
1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)
3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu
4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak menunjukkan jumlah)
6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat
2. Tanda koma
1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya)
4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
5. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat
6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (tidak dipakai jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru)
7. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
8. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
9. Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki
10. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga
11. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka
12. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
13. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca
3. Tanda titik koma
1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
4. Tanda titik dua
1. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian (tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan)
2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
3. Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan
5. Tanda hubung
1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris (Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris)
2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris (Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris)
3. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
4. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
5. Dapat dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
6. Dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap
7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
6. Tanda pisah
1. Dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat
2. Dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'
4. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya
7. Tanda elipsis
1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
2. Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
3. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat
8. Tanda tanya
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya
9. Tanda seru
1. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat
10. Tanda kurung
1. mengapit keterangan atau penjelasan
2. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
3. mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
4. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan
11. Tanda kurung siku
1. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli
2. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
12. Tanda petik
1. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain
2. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
3. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat
6. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris
13. Tanda petik tunggal
1. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
2. mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
14. Tanda garis miring
1. dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
2. dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap
15. Tanda penyingkat
1. menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun
1. Tambahan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur nama seperti de, van, der, von, atau da.
2. Tambahan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata bin dan binti (pada beberapa nama tertentu).
3. Tambahan: Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti keterangan, catatan, dan misalnya
4. Tambahan: Huruf tebal
EYD
Pemakaian huruf
9. Huruf abjad. Ada 26 yang masing-masing memiliki jenis huruf besar dan kecil.
10. Huruf vokal. Ada 5: a, e, i, o, dan u. Tanda aksen é dapat digunakan pada huruf e jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
11. Huruf konsonan. Ada 21: b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
1. Huruf c, q, v, w, x, dan y tidak punya contoh di akhir kata.
2. Huruf x tidak punya contoh di tengah kata.
3. Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan ilmu.
12. Diftong. Ada 3: ai, au, dan oi.
13. Gabungan konsonan. Ada 4: kh, ng, ny, dan sy.
14. Pemenggalan kata
1. Kata dasar
1. Di antara dua vokal berurutan di tengah kata (diftong tidak pernah diceraikan): ma-in.
2. Sebelum huruf konsonan yang diapit dua vokal di tengah kata: ba-pak.
3. Di antara dua konsonan yang berurutan di tengah kata: man-di.
4. Di antara konsonan pertama dan kedua pada tiga konsonan yang berurutan di tengah kata: ul-tra.
2. Kata berimbuhan: Sesudah awalan atau sebelum akhiran: me-rasa-kan.
3. Gabungan kata: Di antara unsur pembentuknya: bi-o-gra-fi
15. Huruf kapital
1. Huruf pertama pada awal kalimat
2. Huruf pertama petikan langsung
3. Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan
4. Huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang)
5. Huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau pengganti nama orang, nama instansi, atau nama tempat (tidak berlaku jika tidak diikuti nama orang, instansi, atau tempat)
6. Huruf pertama unsur-unsur nama orang (tidak berlaku untuk nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran)
7. Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa (tidak berlaku untuk nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan)
8. Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah (tidak berlaku untuk peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama)
9. Huruf pertama nama geografi (tidak berlaku untuk istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri dan nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis)
10. Huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
11. Huruf pertama kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti "dan" yang tidak terletak pada posisi awal, termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna
12. Huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Gelar akademik: Kepmendikbud 036/U/1993.
13. Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan (tidak berlaku jika tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan)
14. Huruf pertama kata ganti Anda
16. Huruf miring
1. Nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan
2. Huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata yang ditegasan atau dikhususkan
3. Kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya
Penulisan kata
11. Kata dasar. Ditulis sebagai satu kesatuan
12. Kata turunan
1. Ditulis serangkai dengan kata dasarnya: dikelola, permainan
2. Imbuhan ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya, tapi unsur gabungan kata ditulis terpisah jika hanya mendapat awalan atau akhiran: bertanggung jawab, garis bawahi
3. Imbuhan dan unsur gabungan kata ditulis serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus: pertanggungjawaban
4. Ditulis serangkai jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi: adipati, narapidana
5. Diberi tanda hubung jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital: non-Indonesia
6. Ditulis terpisah jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar: maha esa, maha pengasih
13. Kata ulang. Ditulis lengkap dengan tanda hubung: anak-anak, sayur-mayur
14. Gabungan kata
1. Ditulis terpisah antarunsurnya: duta besar, kambing hitam
2. Dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan untuk mencegah kesalahan pengertian: alat pandang-dengar, anak-istri saya
3. Ditulis serangkai untuk 47 pengecualian: acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal, hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala, manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa, puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana, sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria, syahbandar, titimangsa, wasalam
15. Kata ganti
1. Ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: kusapa, kauberi
2. Ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: bukuku, miliknya
16. Kata depan. di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali daripada, kepada, kesampingkan, keluar, kemari, terkemuka
17. Kata sandang. si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya: sang Kancil, si pengirim
18. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya: betulkah, bacalah
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya: apa pun, satu kali pun
3. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya untuk adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun
19. Singkatan dan akronim
1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik: A.S. Kramawijaya, M.B.A.
2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik: DPR, SMA
3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik: dst., hlm.
4. Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf diikuti tanda titik pada setiap huruf: a.n., s.d.
5. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik: cm, Cu
6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital: ABRI, PASI
7. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital: Akabri, Iwapi
8. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil: pemilu, tilang
20. Angka dan lambang bilangan. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor yang lazimnya ditulis dengan angka Arab atau angka Romawi.
1. Fungsi
1. menyatakan (i) ukuran panjang, berat, luas, dan isi (ii) satuan waktu (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas,
2. melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada alamat,
3. menomori bagian karangan dan ayat kitab suci,
2. Penulisan
1. Lambang bilangan utuh dan pecahan dengan huruf
2. Lambang bilangan tingkat
3. Lambang bilangan yang mendapat akhiran -an
4. Ditulis dengan huruf jika dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata, kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan
5. Ditulis dengan huruf jika terletak di awal kalimat. Jika perlu, susunan kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat
6. Dapat dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca bagi bilangan utuh yang besar
7. Tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi
8. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat
Penulisan tanda baca
16. Tanda titik
1. Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
2. Dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar (tidak dipakai jika merupakan yang terakhir dalam suatu deretan)
3. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu
4. Dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka
5. Dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya (tidak dipakai jika tidak menunjukkan jumlah)
6. Tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya
7. Tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat
17. Tanda koma
1. Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan
2. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan
3. Dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya (tidak dipakai jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya)
4. Dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi
5. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat
6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat (tidak dipakai jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru)
7. Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
8. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka
9. Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki
10. Dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga
11. Dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka
12. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi
13. Dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca
18. Tanda titik koma
1. Dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara
2. Dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk
19. Tanda titik dua
1. Dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian (tidak dipakai jika rangkaian atau perian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan)
2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
3. Dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan
4. Dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan
20. Tanda hubung
1. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris (Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris)
2. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris (Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris)
3. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang
4. Dipakai untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal
5. Dapat dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii) penghilangan bagian kelompok kata
6. Dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap
7. Dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing
21. Tanda pisah
1. Dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat
2. Dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
3. Dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'
4. Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya
22. Tanda elipsis
1. Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus
2. Dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan
3. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir kalimat
23. Tanda tanya
1. Dipakai pada akhir kalimat tanya
2. Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya
24. Tanda seru
1. Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat
25. Tanda kurung
1. mengapit keterangan atau penjelasan
2. mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
3. mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan
4. mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan
26. Tanda kurung siku
1. mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli
2. mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung
27. Tanda petik
1. mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain
2. mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat
3. mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat
6. Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris
28. Tanda petik tunggal
1. mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain
2. mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing
29. Tanda garis miring
1. dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim
2. dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap
30. Tanda penyingkat
1. menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun

PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
- Syarat sebuah paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.

JENIS PARAGRAF DILIHAT BERDASARKAN TENTANG PIKIRAN UTAMA

1. deduktif: inti paragraf di awal paragraf.
2. induktif: inti paragraf di kalimat terakhir.
3. campuran: inti paragraf di kalimat pertama dan terakhir.
4. ineratif: inti paragraf di tengah¬tengah paragraf.

JENIS PARAGRAF DILIHAT BERDASARKAN TENTANG CARA PENGEMBANGANNYA

1. narasi: menceritakan suatu kejadian berdasarkan kronologi.
2. deskripsi: menggambarkan suatu kejadian dengan kata¬kata yang merangsang
indra agar realistis.
3. eksposisi: menguraikan sesuatu sejelas¬jelasnya agar pembaca mudah mengerti
dan jelas.
4. argumentasi: berisi fakta yang tidak untuk persuasif melainkan hanya
pendapat penulis.
5. persuasi: berisi ajakan untuk merubah pendapat pembaca agar sama dengan
penulis.

Senin, 24 Januari 2011

MAKALAH TEORY BERPIKIR

MAKALAH
TEORI BERPIKIR

Kata Pengantar

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan hidayah–Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “ Teori Berpikir“. Makalah ini diharapkan dapat lebih membantu pemahaman mengenai mata kuliah yang bersangkutan dengan judul makalah ini.

Makalah ini kami buat dengan tujuan agar lebih menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kami maupun mahasiswa / mahasiswi yang akan membaca / mempelajari tentang makalah saya ini. Serta memberi penyadaran buat pembaca bahwa Berpikir sangatlah penting untuk dipelajari dan diterapkan dalam lingkungan mahasiswa yang intelek.

Tidak pula lupa, saya ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Sehingga makalah ini terselesaikan dengan baik.

Jepara, 10 Januari 2011


Penulis








BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide-ide yaitu proses simbolis contohnya. Kalau kita membayangkan suatu makanan yang tidak ada maka kita menggunakan ide (berpikir) atau simbol-simbol tertentu.

B. Tujuan Masalah
Sesuai tugas yang diberikan dosen mata kuliah psikologi umum semester satu, bahwa tujuan penulisan psikologi umum semester satu, bahwa tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas pelajaran psikologi umum serta untuk menambah nilai psikologi umum. Serta memberikan masukan kepada para mahasiswa/ mahasiswi tentang bagaimana cara (teori) berpikir.


















BAB II
PEMBAHASAN MASLAAH


PENGERTIAN BERPIKIR
A.Pengertian Berpikir
Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk membantu seseorang berpikir.
Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:
1.Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain. Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:
a.Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.
b.Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.
c.Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis.
d.Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat diingat.
e.Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.
2.Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:
a.Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.
b.Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk artistik baru dan sebagainya.
Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.
Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:
1.Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan untuk keseluruhan itu.
2.Strategi detailistis: di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian demi bagian.
Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:
1.Set: pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-persoalan yang berikutnya (timbul: set). Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.
2.Sempitnya pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya padangan orang tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.
c.Pengertian Mengingat
Mengingat adalah tingkah laku manusia yang selalu diperoleh pengalaman masa lampau yang diingatnya.
Mengingat dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau.
1.Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalah mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi. Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
2.Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
3.Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda menyanyikannya kembali (reproduksi).
4.Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.
Suatu bentuk memperoleh materi tertentu dikaitkan dengan tiap bentuk mengingat. Untuk merekognisi dan me-recall, seseorang harus mempersepsi, sedangkan untuk memperoduksi, seseorang harus membentuk kebiasaan. Karena itu, seseorang perlu belajar.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui sebelumnya.
1.Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu. Misalnya: seorang pria mengingat peristiwa pertama kali ia pergi dengan seorang gadis.
2.Pembauran ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau ada hal yang merangsang ingatan itu. Misalnya dalam contoh di atas ingatan timbul setelah pria tersebut secara kebetulan berjumpa kembali dengan gadis yang bersangkut.
3.Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari hal-hal lain di masa lalu. Misalnya, mengingat sajak. Yang diingat di sini hanya sajaknya saja, tetapi pada suatu saat apa saja yang dipelajari untuk pertama kalinya, tidak diperhatikan lagi.
4.Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal tersebut. Misalnya ingat suatu lagu, setelah mendengar sebagian dari nada lagu tersebut.
5.Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal sama untuk kedua kalinya, bhanyak hal-hal yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih singkat.









BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kami yang telah diuraikan pada bab pembahasan masalah dapatlah disimpulkan hal-hal berikut:
1.Berpikir adalah seseorang yang berpikir bukan saja dengan otaknya tetapi berpengaruh juga dengan keseluruhan anggota tubuhnya.
2.Berpikir selalu berdampingan dalam mengingat suatu peristiwa/ kejadian masa lampau, yang telah terjadi pada diri kita sendiri maupun orang lain.
3.Berpikir dan mengingat yang bermanfaat maka akan menghasilakn hal yang sangat baik (positif) apabila berpikir dan mengingat yang tidak bermanfaat maka akan menghasilkan hal yang buruk (negatif)
4.Berpikir dan mengingat juga mempunyai perbedaan

B.SARAN
1.Berpikir dan mengingat merupakan cara yang baik dalam proses belajar. Oleh karena itu sebagai kaum pelajar kita harus mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2.Pelajar adalah masyarakan yang terpelajar. Yang dianggap sebagai kaum pelajar, karena mereka telah mengetahui apa itu berpikir dan mengingat.












DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ahmad.Drs. H. 1999. Untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKDK. Bandung: Penerbit: Pustaka Setia.

makalah ilmu pendidikan INOASI PENDIDIKAN


MAKALAH

Inovasi pendidikan
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Ilmu Pendidkan Oleh Dosen Pengampu
Pak Mufid M.Ag












Disusun Oleh:
  1. M. ALVIAN ALHAR
  2. M. WAHYU MUCHLIS. F
  3. MAHYA NUR HAMIDAH


INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIAH SEMESTER 1
2010/2011
Jln.Taman Siswa No9 Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427,Telp./Fax (0291)593132

PENDAHULUAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada sang revolusioner sejati, Nabi Muhammad SAW. Yang selalu kita nantikan syafa’atnya kelek dihari kiamat.
Alhamdulillah kami ucapkan atas selesainya makalah yang telah kami susun sehingga bisa kami pergunakan untuk melengkapi tugas Ilmu Pendidikan.
Kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan dari makalah ini, karena tiada manusia yang sempurna di dunia ini. Meskipun demikian kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

PEMBAHASAN

  1. ALIRAN NATIVISME
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor – faktor yang dibawa manusia sejak lahir. Aliran ini hanya percaya pada pembawaan saja yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut kaum nativisme pendidikan tidak dapat mengubah sifat – sifat pembawaan. Jadi, jika pendapat orang nativisme benar, maka percuma kita bersekolah dan belajar atau dengan kata lain pendidikan itu tidak perlu. Dalam ilmu pendidikan hal ini disebut Pesimisme Pedagosis. Aliran nativisme merupakan salah satu aliran yang mendapat penolakan disebagian besar masyarakat. Karena untuk zaman sekarang ini pendidikan itu mutlak perlu untuk menunjang kehidupan. Tokoh nativisme, Athur Schopen Hauer (1788 – 1860) seorang filosof Jerman, ia berpendapat bahwa bayi lahir beserta pembawaannya baik ataupun buruk.
  1. ALIRAN EMPIRISME
Aliran empirisme lebih menitik beratkan pada faktor ke lingkungan. Aliran ini berpendapat berlawanan dengan kaum nativisme. Karena kaum empirisme berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Manusia –manusia dapat dididik menjadi apa saja, menjadi baik ataupun buruk, menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Dalam pendidikan pendapat kaum empirisme ini terkenal dengan nama Optimisme Pedagosis.
Aliran ini mendapat banyak sekali dukungan dari kaum – kaum lain. Namun pada era sekarang aliran ini tidak diakui lagi. Umumnya, orang sekarang mengakui adanya pengaruh dari keduanya, yaitu pengaruh pembawaan dan lingkungan. Karena orang – orang sekarang berpendapat, suatu pembawaan tidak dapat mencapai perkembangannya jika tidak dipengaruhi oleh lingkungan. Disamping itu, orang sependapat pula bahwa dalam batas –batas tertentu kita dilahirkan dengan membawa intelegensi. Kita katakan dalam batas – batas tertentu karena sepanjang pengetahuan, kita tahu bahwa intelegensi dapat kita kembangkan.

  1. ALIRAN KONVERGENSI
Aliran ini berasal dari seorang ahli jiwa yang berbangsa Jerman, yang bernama William Setrm. Ia berpendapat bahwa perkembangan anak (manusia) ditentukan oleh bagaimana interaksi antara pembawaan atau potensi – potensi yang dimiliki anak yang bersangkutan dan lingkungan ataupun pendidikan yang mempengaruhi anak dalam perkembangannya. Dengan kata lain, suatu perkembangan anak dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh pembawaannya dan ada yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, bergantung kepada mana yang lebih dominan dalam interaksi keduanya.
Sementara itu, kita belum puas pula atas jawaban dari aliran konvergensi, yang mengatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh 2 faktor, yaitu pembawaan dan lingkungan namun jika kita renungkan benar – benar. Tidak patutlah kiranya hal itu di peruntukkan oleh manusia. Mungkin kata – kata itu lebih tepat jika kita katakan terhadap perkembangan hewan dari pada terhadap manusia.
Hewan memanglah hasil dari pembawaan dan lingkungannya. Hewan hanya terserah pada pembawaan dan pengaruh lingkungannya saja. Perkembangan pada hewan seluruhnya ditentukan oleh kodrat, oleh hukum – hukum alam.
Tetapi perkembangan pada manusia tidak hanya dari pembawaan atau lingkungan. Manusia tidak hanya diperkembangkan, tetapi ia memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan sanggup memilih dan menentukan suatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Karena itulah, ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya, ia dapat juga mengambil keputusan yang lain dari apa yang pernah diambilnya. Aktivitas itu sendiri dalam perkembangannya turut menentukan atau memainkan peranannya. Tiap – tiap sifat dan ciri – ciri manusia daalm perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh pembawaannya dan ada pula yang lebih ditentukan oleh lingkungannya. Dan rumusan tersebut jelaslah bahwa tidak perlu mempersoalkan manakah yang lebih kuat atau lebih menentukan diantara pembawaan dan lingkungan terhadap perkembangan manusia.


KONSEP PENDIDIKAN ISLAM
Konsep pendidikan Islam adalah berasaskan kepada keseimbangan dan interaksi antara
roh,akal dan jasad. Ia penting bagi menggunakan seluruh potensi fitrah manusia agar dapat
melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Perkembangan seluruh potensi
fitrah diri akan mewujudkan keseimbangan dalam diri manusia dan dalam realiti kehidupan
manusia. Konsep ini adalah berbeda dengan konsep pendidikan sekularisme yang memberi
perhatian terhadap aspek akal dan jasad semata-mata. Malahan falsafah pendidikannya lebih
menekankan suatu aspek tertentu sifat manusia yang diambil sebagai unut keseluruhannya,
mungkin ia hanya aspek sosial, kebendaan, individu, biologi atau psikologi. Justru itu, ia
membentuk teori pendidikan yang tidak memberi perhatian kepada keesaan dan watak
komprehensif sifat manusia. Hal inilah yang menyebabkan berlakunya krisis nilai dalam
pendidikan sekular.
Konsep pendidikan Islam adalah melibatkan pendidikan sepanjang usia sebagaimana
Nabi Muhammad S.A.W pernah bersabda : “tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahad”.
Puncak prosesnya ialah kesatuan pengetahuan dengan tindakan, tetapi jika berlaku pemisahan
antara kedua-duanya akan mewujudkan masakah kepada individu dan masyarakat. Selain itu,
pendidikan Islam memberikan kebebasan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi semua
lelaki dan perempuan tanpa mengira golongan, warna dan kekayaan. Setiap individu
menyumbangkan bahagiannya kapada aliran ilmu pengetahuan manusia yang semakin luas dan
maju. Akhir sekali, Islam melihat pendidikan sebagai proses sarwajagat yang mesti dibiarkan
mengalir tanpa sekatan oleh batasan geografi.
Konsep pengetahuan dalam pendidikan Islam adalah mengetahui segala sesuatu dengan
pengetahuan yang pasti kerana lebih tinggi darjatnya daripada sekadar mempunyai fikiran sahaja.
Fikiran hanyalah mengulangi sesuatu yang dihafal sehingga menjadikan tidak terlalu jelas, tidak
menyeluruh dan tidak tetap. Kadangkala fikiran tunduk pada kelemahan kemahuan manusia yang
boleh membawa ketidakbenaran. Prinsip ini dapat disimpulkan bahawa teori pengetahuan dalam
falsafah Islam berada di tengah-tengah mazhab realisme dan mazhab idealisme.
Semulia-mulia pengetahuan dalam Islam adalah pengetahuan yang mentauhidkan Allah
Ta’ala. Pengetahuan tersebut goleh dicapai sekiranya manusia menggunakan pengetahuan lain
serta mengaitkannya dengan akal dan perasaan. Punca-punca pengetahuan adalah hasil daripada
deria, pengalaman, akal, intuisi, ilham dan wahyu. Dr. Said Ismail Ali berpendapat, terdapat
enam puncak pendidikan Islam iaitu Al-quran,hadith, sahabat-sahabat Rasulallah S.A.W,
permasalahan sosial, adapt istiadat dan etika masyarakat ( sejarah ), dan pemikir-pemikir Islam.
Semua pengetahuan dalam Islam boleh didasarkan pada tuntutan fardhu ain dan fardhu kifayah.
Ini bermaksud bahawa Islam menghormati segala puncak yang membawa kepada pengetahuan
untuk memenuhi fungsinnya dalam pendidikan. Asma Hasan Fahmi telah membuat ulasan
tentang fungsi ilmu dalam Pendidikan Islam nerdasarkan Al-Quran dan beberapa ahli falsafah
pendidikan seperti Ibn Khaldun, Imam Al-Ghazali, Plato dan golongan Ikhwanusafa. Beliau
merumuskan bahawa fungsi pendidikan bukan sahaja untuk melaksanakan tujuan pendidikan,
tetapi yang lebih penting ialah pelaksanaan ilmu pengetahuan secara praktikal. Islam juga
memandang tinggi dan menghormati orang yang berilmu sebagaimana firman Allah Ta’ala yang
bermaksud “Allah akan meninggikan orang yang beriman antara kamu dan orang yang berilmu beberapa darjat.”
Konsep pengetahuan dalam Islam tersebut berbeda dengan pendekatan sekularisme.
Pendidikan sekuler hanya mendewa-dewakan soal keduniaan saja dan mengenepikan sama sekali
soal yang berkaitan de
ngan agama. Jika ada pun pengetahuan agama hanya dihuraikan mengikut
cara yang sama dengan pengetahuan bukan agama. Pendekatan ilmunya boleh dikatakan bersifat
skeptikal yaitu mempersoalkan kebenaran sesuatu terhadap pengetahuan dan menegaskan aspek
rasional manusia sahaja. Oleh itu, masyarakat yang ingin dilahirkan melalui pendidikan sekular
adalah bersifat pragmatisme.
Pada hakikatnya, Islam tidak dapat menerima konsep pengetahuan dalam pendidikan
sekular kerana menyalahi dari pada sifat semula manusia. Semua kandungan yang terdapat
dalam pendidikan Islam adalah untuk membentuk masyarakat yang sempurna dengan
mengabdikan diri kepada Allah. Hal inilah yang hendak diserapkan dan disampaikan di semua
institusi pendidikan islam berbentuk formal atau tidak formal.
Tujuan akhir pendidikan Islam ialah perwujudan diri yaitu berusaha
meningkatkan jiwa atau roh supaya sampai ke alam malakutagar ia dapat berhubung dengan
Penciptanya yaitu Allah Ta’ala. Tujuan perwujudan diri ialah untuk perkembangan menyeluruh
personality manusia dalam aspek-aspek rohaniah, psikologikal, intelektual dan jasmaniah.
Pelaksanaan tujuan akhir tidak terhad kepada institusi-institusi khas seperti sekolah, pondok dan
masjid, tetapi juga dilaksanakan di semua institusi masyarakat seperti akhbar, radio,
perpustakaan dan sebagainya. Ini akan mengimbangi kehidupan di dunia dan di akhirat.
Tujuan telah dikemukan oleh para penyelidik untuk menentukannya dengan
disesuaikan mengikut fahaman daripada nas-nas Al-Quran dan hadis, dan daripada sejarah
pemikiran dan pendidikan Islam. Antara penyelidik yang membuat kesimpulan tujuan ialah
Al-Abrashi, Nahlawi, Al-Jammali dan beberapa penyelidik moden dalam bidang pendidikan.
Melalui penyelidikan mereka, dapat disimpulkan lima tujuan pendidikan Islam iaitu :
1) Untuk mendapat keridhaan Allah dengan menjauhi kemurkaan dan siksaan-Nya serta mengabdikan diri tulus kepada-Nya. Tujuan ini dianggap sebagai induk daripada semua tujuan pendidikan Islam.
2) Untuk membentuk akhlak yang mulia. Pendidikan akhlak ini adalah intipati pendidikan
Islam dan menjadi tujuan sebenar pendidikan.

3) Mempekenalkan kepada manusia tentang ubungan sosial dan tanggungjawab dalam
rangka suatu sistem sosial.

4) Meningkatkan semangat ilmiah dan memperlengkapkan ilmu pengetahuan dalam
berbagai bidang supaya dapat menguasai hidup.

5) Persiapan untuk kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat.
Maksud tujuan khas ialah perubahan-perubahan yang diingini melalui proses pendidikan seperti gabungan pengetahuan, kemahiran, pola-pola tingakhlaku, sikap, nilai-nilai dan kebiasaan yang terkandung dalam tujuan akhir dan tujuan pendidikan. 

 
KESIMPULAN


Aliran Nativisme berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir. Sedangkan Aliran Empirisme berpendapat bahwa perkembangan anak menjadi manusia dewasa ituditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Dan Aliran Konvergensi berpendapat bahwa suatu perkembangan anak dalam perkembangannya ditentukan oleh lingkungannya,bergantung pada mana yang lebih dominan dalam ineraksi keduanya.
Konsep pendidikan islam adalah berdasarkan kepada keseimbangan dan interaksi antara roh,akal,dan jasad. Konsep pengetahuan islam adalah mengetahui segala sesuatu dengan pengetahuan yang pasti karena lebih tinggi derajatnya dari pada sekedar mempunyai fikiran saja.


PENUTUP


Demikianlah makalah ini kami susun, tentunya masih banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini, semoga bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA





Purwanto,Ngalim.1985.Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.Bandung:PT REMAJA Rosdakarya